Tuesday, March 3, 2009

WASPADAI PENYAKIT RADANG TENGGOROKAN

Dear pembaca setia detokshop,

Semoga membantu

Salam,
Detokshop

WASPADAI PENYAKIT RADANG TENGGOROKAN
 Jangan anggap sepele radang tenggorokan. Penyakit yang terkesan ringan ini jika dibiarkan berdampak fatal.

Radang tenggorokan atau faringitis adalah peradangan atau infeksi pada tenggorokan. Infeksi ini termasuk golongan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) bagian atas. "Biasanya, radang tenggorokan paling banyak menyerang usia batita dan akan menyerang pada kondisi tertentu. Misal, anak kurang beristirahat, pergantian cuaca yang tak mendukung dan lingkungan sekitarnya sudah terkena," papar dr. Bambang Supriyatno, bagian Pulmonologi Anak, RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Adapun penularan radang tenggorokan melalui pernapasan. Misal, orang tua terkena radang tenggorokan atau flu, maka biasanya orang-orang serumah akan mudah tertular. Terlebih pada balita, yang umumnya memiliki daya tahan tubuh kurang bagus.
TOLERANSINYA 6-7 KALI PER TAHUN
Penyakit ini paling sering disebabkan virus, dengan gejala umum yang menyertai, seperti halnya jika terjadi infeksi, yaitu panas. "Tapi, panasnya tak terlalu tinggi." Juga berdahak dan kadang disertai linu-linu pada otot, pusing, serta keluar air mata. Mata tak berwarna merah, tapi jika terkena cahaya akan merasa silau. "Karena merasa linu-linu di tubuhnya, tak jarang anak akan berkurang aktivitasnya atau jadi pendiam dan kadang rewel."
Wajarnya, radang tenggorokan pada anak toleransinya antara 6-7 kali per tahun. Jadi, Bu-Pak, masih dalam batas wajar jika balita terkena radang tenggorokan sampai 6-7 kali per tahun. Barulah jika lebih dari itu, orang tua harus mewaspadainya. Sebab, pasti ada sesuatu yang salah. "Biasanya ini terjadi pada anak-anak yang alergi. Pada balita golongan ini, cuaca yang tak mendukung memudahkan terjadi pembengkakan pada saluran napas. Sebab, mereka tak tahan pada pergantian cuaca, hingga mudah terinfeksi suatu virus. Akibatnya, anak mudah terkena radang tenggorokan."
Adapun faktor alergi yang paling sering adalah rhinitis alergi atau faringitis alergika, yakni semacam peradangan di saluran hidung yang diakibatkan oleh alergi. Ini terjadi karena perubahan cuaca dari panas ke dingin atau dari dingin ke panas, kelembaban udara, dan faktor makanan.
MENIMBULKAN KOMPLIKASI
Radang tenggorokan bisa ringan, bisa berat. Yang ringan, jika dilihat tenggorokannya berwarna kemerahan. Namun bila dibiarkan, akan berlanjut ke ISPA bawah, yang disebabkan bakteri. "Bukankah saluran pernapasan antara atas dan bawah saling berhubungan? Karena strukturnya hampir sama, maka jika terjadi infeksi di ISPA atas, biasanya juga akan mengena pada ISPA bawah atau pneumonia. Penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor satu pada balita."
Pada radang tenggorokan yang disebabkan bakteri ini, biasanya didahului dengan panas badan yang tinggi, lalu di dalam tenggorokan terdapat detritus atau semacam kotoran berwarna putih-putih. Atau bahkan terjadi pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher, yang sebenarnya berfungsi membentengi agar bakteri tak menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya leukosit atau sel darah putihnya juga akan meningkat. "Karena itu, pada radang tenggorokan yang disebabkan bakteri, diperlukan pemeriksaan darah."
Jika radang tenggorokan ini tak ditangani dengan baik, dan karena ada kuman tertentu, bisa menyebabkan kelainan jantung di kemudian hari. Bahkan juga bisa menyebabkan gagal ginjal, sekitar 5-15 tahun kemudian. Biasanya hal ini disebabkan kuman streptococus beta hemolitikus. Kuman tersebut mengeluarkan semacam toksin atau racun yang menempel pada jantung atau ginjal. Itu sebab, lama sakit tak boleh lebih dari 14 hari atau dua minggu. "Kalau lebih dari dua minggu, batuknya berulang, orang tua mesti waspada. Sebab terjadi sesuatu yang tak begitu bagus."
BANYAK BERISTIRAHAT
Sebenarnya, radang tenggorokan dapat sembuh sendiri meski tak diobati. Cukup dengan banyak istirahat dan makan makanan bergizi, terutama mencakup empat sehat lima sempurna.
Namun, karena tak semua penyakit yang disebabkan virus bisa diperlakukan demikian, "Biasanya untuk radang tenggorokan ini, dokter akan memberikan obat simptomatik." Jadi, mengobati simptom-simptomnya, bukan mengobati virusnya. Kalau batuk, misal, maka yang diberikan adalah obat batuk, bukan obat penekan batuk. Lalu jika anak panas, diberikan obat penurun panas. Pada anak balita, panas yang tinggi juga akan membahayakan. Sebab, bisa menyebabkan kejang atau stuip. Tak hanya itu, panas yang tinggi juga bisa menyebabkan anak dehidrasi karena akan terjadi penguapan cairan yang lebih banyak. "Jadi,panas yang tinggi juga harus diturunkan dengan obat antipiretik atau obat penurun panas." Umumnya, radang tenggorokan ringan perlu minimal 3-5 hari untuk penyembuhan.
Kiat Mencegah Radang Tenggorokan

Saran Bambang, sebaiknya anak dijauhkan dari orang yang terkena radang tenggorokan. Meskipun ini tak akan mudah. Mungkin Bapak-Ibu bisa menggunakan masker. Kemudian, beri anak makanan dengan gizi baik dan istirahat cukup. "Biasanya jika gizi tak mencukupi, anak mudah tertular virus tersebut. Sebaliknya, bila kondisi tubuh balita bagus, maka daya tahan tubuhnya lebih bagus dan tak akan mudah tertular."
Tetapi seringkali balita sangat rentan, hingga sebaiknya orang tua melarang anak bersekolah lebih dulu kalau memang sedang terkena radang tenggorokan. Sebab, bisa menulari teman-temannya. Selain itu, sebaiknya orang tua segera membawa anak pergi ke dokter agar penyakit ini tak berlanjut.
Si Kecil Jadi Malas Makan

Biasanya, ketika sakit radang tenggorokan, anak jadi malas makan. Sebenarnya, tutur Bambang, malas makan ini bisa dimaklumi, karena anak merasa sakit jika menelan. Hanya saja, bila anak tak mau makan, efeknya akan banyak sekali. Sementara cadangan-cadangan makanan dalam tubuhnya akan dipakai untuk menetralisir dan mempertahankan keadaan gula darahnya supaya normal. Kalau cadangan tersebut terpakai, sementara kondisinya sedang buruk, tentu tubuhnya bisa mengalami dehidrasi. Akibatnya, akan banyak timbul asam-asam laktat yang membuat anak jadi mudah capai dan napas jadi sesak.
Nah, agar anak mau makan, orang tua harus melakukan variasi makanan yang sarat gizi. Selain itu, anak harus berpantang minuman dingin atau es dan snack yang banyak mengandung MSG serta bumbu merangsang.
Erni Koesworini.



SEPUTAR PENYAKIT TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK
"Pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok (THT) harus menjadi kesatuan karena saluran ketiganya saling berhubungan. Bila ada satu bagian dari organ tersebut terganggu, maka kedua organ lainnya akan terimbas," papar dr. Cita H. Murjantyo, Sp.THT. Mari kita simak bersama penjelasan dokter dari RS Internasional Bintaro, Tangerang, tentang aneka penyakit THT.
PENYAKIT SEPUTAR HIDUNG
HIDUNG berfungsi menyaring kotoran dari udara yang masuk melalui selaput lendirnya. Bila kerja selaput lendir tidak bagus maka terjadilah infeksi saluran napas. Penelitian menunjukkan dalam satu tahun, anak bisa 6-8 kali terserang penyakit tersebut karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum matang. 
Penyakit infeksi saluran napas sebenarnya merupakan self-limiting disease (sembuh sendiri tanpa diobati). Namun bila tidak kunjung sembuh lebih dari 5 hari, sebaiknya bawa anak berobat. Apalagi dengan adanya perubahan warna ingus yang menjadi kuning kehijauan, plus demam sekitar 38,5 derajat Celcius. Ini artinya, infeksi sudah meluas sehingga jika didiamkan bisa menjadi kronis.
* Sinusitis
Akibat dari infeksi saluran napas, seperti flu yang berkepanjangan, maka 6-13 persennya bisa menjadi infeksi di daerah sinus/rongga sekitar hidung. Gejala infeksi yang disebabkan bakteri ini berupa sumbatan di hidung, keluarnya ingus dan batuk berulang. Bila sudah akut bisa disertai demam, mulut berbau, pusing, terkadang ada gangguan pada mata (terasa berat dan perih). Mengapa ada keluhan pada mata? Hal ini berkaitan dengan anatomi di sekitar hidung yang memiliki 4 pasang sinus paranasal (terletak dekat hidung), yaitu sinus maksila yang berada di pipi, sinus frontal di dahi, sinus etmoid di dekat mata, dan di belakang sinus etmoid terdapat sinus sfenoid. Nah, sinus yang ada pada anak adalah sinus etmoid yang terletak di dekat mata dan maksila yang berada di sekitar pipi. Sementara sinus di daerah lainnya seperti di dahi dan sinus sfenoid di belakang etmoid belum berkembang.
Sinusitis menjadi kronis jika batuk pilek berulang. Misalnya, anak mengalami batuk pilek selama 3 bulan. Setelah itu sembuh namun tak lama kemudian batuk-pilek kembali.
Upaya penyembuhannya dengan pemberian obat-obatan selama 10-14 hari, serta fisioterapi. Memang pengobatannya terkesan lama, tujuannya agar tidak ada gejala sisa. Jika tidak diobati, sinusitis bisa terus diderita hingga usia dewasa.
Komplikasi sinusitis yang dikhawatirkan adalah sino-bronkhitis karena lendir yang mengalir terus-menerus akan masuk ke dalam paru-paru. Terkadang komplikasi seperti ini tidak disadari orang tua sehingga pengobatan yang diberikan kepada anak hanya sebatas mengatasi batuknya, bukan sinusitisnya. Akibatnya, batuk-batuk tersebut tidak akan sembuh-sembuh atau terjadi batuk kronik berulang.
Agar sinus tak menjadi lebih berat, anak perlu melakukan beberapa pantangan:
* Hindari minuman dingin karena dingin akan membuat saluran sinus membengkak.
* Tidak dianjurkan berenang karena dikhawatirkan terjadi trauma lokal, seperti kemasukan air kolam yang dapat mengiritasi hidung anak.
* Hindari asap rokok karena bisa menyebabkan rongga hidung anak teriritasi. Debu dan polusi juga dapat membuat rongga sinusnya bengkak.
Jika sinusitis tak kunjung sembuh, berarti sudah terjadi sumbatan. Pengobatan yang diberikan harus tepat, seperti pemberian antibiotika dan beberapa obat yang tujuannya membantu proses kerja antibiotika tersebut. Obat lain, seperti dekongestan, antihistamin, mukolitik/penghancur lendir, bahkan obat semprot atau tetes hidung dapat juga diberikan.
Bila pengobatan belum juga menunjukkan hasil nyata, akan diambil tindakan operasi. Tujuannya untuk menghilangkan faktor penyebab dan memperbaiki drainase (pengeluaran cairan yang terus-menerus) dan ventilasi sinus. Tindakan operasi yang sering dilakukan pada anak-anak umumnya adalah adenoidektomi dan kadang diperlukan mencuci sinus yang sudah penuh dengan lendir. Pengangkatan adenoid (tonsil di belakang rongga hidung) dilakukan dengan pengerokan atau kuret adenoid. Tujuan dari tindakan ini untuk membuang sumbatan dan sumber infeksi.
* Kemasukan Benda Asing
Bisa berupa serpihan kertas, busa, krayon, partikel mainan yang kecil, atau lainnya. Biasanya mengakibatkan pilek pada satu sisi hidung, bahkan ada yang sampai mengeluarkan darah. Akan mengeluarkan bau tak sedap bila sampai terjadi infeksi.
Oleh karena itu, bila anak kemasukan benda asing, jangan sekali-kali berusaha mengeluarkannya agar tidak memperparah keadaan. Selain anak jadi kesakitan, daerah di sekitarnya pun akan bengkak sehingga sulit mengeluarkan bendanya.
* Polip hidung
Polip akan tampak sebagai benjolan lunak berwarna putih atau keabu-abuan yang tidak disertai nyeri. Benjolan berasal dari pembengkakan selaput lendir (mukosa) yang berisi cairan interseluler (antarsel) yang terdorong ke dalam hidung. Biasanya terbentuk akibat reaksi hipersensitif (alergi). Sering terjadi pada masa dewasa.
Bila polip masih kecil akan diberikan obat-obatan kortikosteroid yang diminum atau topikal (semprot). Bila ukuran polip besar maka dilakukan pengangkatan polip.
Jangan lupa obati alergi yang terjadi dan cegah terjadinya infeksi dengan menangani flu yang diderita sampai tuntas. Penyakit ini bisa timbul berulang, maka jangan heran kalau operasi polip juga bisa terjadi berulang kali.
* Mimisan
Di bagian dalam hidung, terutama daerah tulang hidung depan terdapat leksus gieselbach, yaitu anyaman pembuluh darah yang dilapisi selaput lendir. Pada anak, anyaman pembuluh darah ini masih tipis sekali. 
Nah, bila anak sering mengupil, sakit pilek terus-menerus, atau hidungnya kemasukan benda asing, maka daerah tersebut akan teriritasi atau terluka dan terjadilah mimisan.
Mimisan juga bisa disebabkan adanya suatu penyakit atau kelainan seperti kanker, kelainan darah, atau lainnya. Umumnya kemungkinan ini diduga terjadi bila mimisan sering terjadi pada anak yang sudah besar (usia belasan tahun).
Bila terjadi mimisan, posisi anak jangan ditidurkan atau ditengadahkan kepalanya karena bisa mengakibatkan darah masuk ke saluran napas.
* Duduk agak mencondongkan badan ke depan, tak usah menunduk.
* Tekan cuping hidung dengan kedua jari tangan. Minta anak untuk bernapas lewat mulut.
* Sembari menekan cuping hidung, kompres daerah antara hidung dan dahi dengan es yang dibungkus kain agar darah cepat membeku. Di daerah tersebut banyak terdapat anyaman pembuluh darah.
* Setelah 10 menit biasanya mimisan akan berhenti. Jika tidak maka segera bawa anak ke dokter.
PENYAKIT SEPUTAR TENGGOROK
 * Amandel
Amandel atau tonsil berada melekat pada dinding kanan dan kiri dari tenggorokan yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Umumnya amandel akan membesar pada usia 5 tahun dan ini merupakan hal yang wajar. Namun, ukuran besarnya harus sesuai anatomi. 
Bila amandel yang membesar ini menimbulkan keluhan, semisal anak jadi susah bernapas, selagi makan sering muntah karena terasa ada yang mengganjal di tenggorokan, maka saat itu sudah terjadi fokal infeksi. Amandel yang berfungsi menyaring kotoran dari udara yang masuk berarti sudah penuh kuman.
Infeksi pada amandel menimbulkan gejala:
* susah bernapas
* selagi makan sering muntah karena terasa ada yang mengganjal tenggorok
* susah menelan karena sakit tenggorok
* demam bila capek sedikit saja
* mulut sering bau akibat "sampah" kuman yang menumpuk
* bobot tubuh turun
* anak sering sakit
Bila dalam setahun anak mengalami radang tenggorok lebih dari 5 kali, bisa dikatakan amandelnya sudah tak berfungsi lagi sebagai benteng pertahanan. Akibatnya, organ ini hanya menampung kotoran saja sehingga pertahanan tubuh anak melemah dan ia sering sakit-sakitan.
Bila terdapat indikasi bahwa amandel tersebut menjadi masalah, maka perlu dibuang. Kalau tetap dipertahankan, anak menderita sampai dewasa karena sering sakit-sakitan. Selain itu, infeksinya pun bisa meluas ke daerah lainnya, semisal ke sinus.
Tindakan operasi akan dilakukan dengan melihat kondisi si anak. Kendati masih kecil, tapi bila mengalami gangguan napas dan bahkan berisiko mengalami sleep apneu atau berhenti bernapas tiba-tiba di saat tidur, maka operasi harus segera dilakukan. Pada kondisi tak membahayakan, operasi dapat ditunda hingga usia anak di atas 3 tahun. Lebih baik lagi di atas usia 5 tahun.
* Adenoid
Sama halnya seperti amandel, tonsil yang berada di belakang rongga hidung ini akan membesar di usia 3 tahun. Setelah itu harusnya mengecil dan makin lama menghilang. Kalau adenoid terus bekerja menyaring kuman, keadaannya akan tetap besar dan bisa menjadi sumber infeksi. Pada anak, kasus ini dapat berkembang menjadi hipertropi adenoid atau adenoid yang membesar sampai menutupi saluran hidung sehingga anak susah bernapas.
Waspadalah bila dalam keadaan tidur anak sering mengorok dengan keras. Gangguan napas pun sering ditunjukkan dengan tidur gelisah, kerap terbangun, dan mimpi buruk.
Secara fisik, anak yang mengalami hipertropi adenoid dapat dikenali dari wajahnya yang khas atau wajah adenoid (facies adenoid) dengan ciri:
* mulutnya selalu terbuka
* langit-langit mulut tumbuh cekung ke atas
* gigi rahang atas maju ke depan
Akibat mulut yang selalu terbuka, kuman mudah masuk ke dalam tubuh sehingga infeksi mudah terjadi. Amandel pun harus bekerja keras sehingga ikut membesar.
PENYAKIT SEPUTAR TELINGA
Penyakit yang ditemui di daerah telinga sebetulnya merupakan dampak dari adanya radang tenggorok, sinusitis, infeksi adenoid, dan lainnya yang berkelanjutan. Jarak antara saluran tenggorok, hidung, dan telinga yang pendek sekali menyebabkan kuman pada saluran tersebut naik ke telinga. Apalagi muara telinga atau tuba eustaschius pada anak masih pendek dan lebar sehingga sangat mudah terjadi infeksi dari daerah sekitarnya.
* Otitis Media Akut (OMA)
OMA adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada gendang telinga sehingga tampak merah dan bengkak. Keluhannya yaitu nyeri telinga. Pada anak yang lebih kecil juga menimbulkan gejala panas tinggi. Dengan obat-obatan, peradangan ini akan sembuh. Namun, bila kondisinya sudah terlalu berat atau sudah terjadi abses, maka nanah di dalam telinga bagian tengah perlu dikeluarkan dengan cara menusuk abses yang terdapat di gendang telinga. Cara ini disebut myringotomy. Setelah itu permukaan gendang bisa menutup lagi dengan baik. Bila nanah keluar maka panas tubuh anak akan turun.
Seringkali, OMA pada anak tidak ketahuan. Begitu demamnya menurun, tiba-tiba keluar cairan dari telinga si anak. Nah, ini berarti gendang telinganya pecah dan mengeluarkan nanah yang disebut congek.
* Congekan
Congekan sebetulnya terjadi karena penanganan infeksi di sekitar THT yang tidak tuntas. Bila gendang telinga sampai pecah, maka permukaannya tak bisa rapat lagi, tidak seperti halnya bila nanah dikeluarkan dengan cara myringotomy. Akibatnya, anak tak lagi memiliki selaput yang dapat melindungi telinganya dari paparan kuman dan infeksi yang menimbulkan nanah atau congek itu tetap berlangsung.
Bila tak diobati, bisa terjadi komplikasi lebih jauh seperti tuli dan kerusakan saraf-saraf pendengaran yang ada di otak. Anak yang congekan harus berpantang berenang karena jika telinganya kemasukan air, tak boleh dikorek. Pengorekan hanya akan menambah infeksi.
Inilah beberapa penyebab mengapa radang telinga akut memburuk menjadi congekan:
- pengobatan terlambat diberikan/tidak memadai
- kuman cukup ganas
- daya tahan tubuh yang jelek karena gizi kurang dan higiene buruk
- kolesteatum atau adanya senyawa protein yang merusak tulang telinga. Timbulnya kolesteatum juga dirangsang oleh infeksi telinga yang terus-menerus. Diperlukan tindakan operasi untuk membuang kolesteatum ini. 
* Kemasukan Benda Asing di Telinga
Bila kemasukan benda asing di telinga, tentu saja anak jadi tak bisa mendengar. Namun, biasanya anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut. Lama-lama telinganya berbau. Jika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat kemasukan benda asing. Jangan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. Belum lagi di sana banyak terdapat saraf-saraf dan bisa terjadi luka.
Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus.
Dedeh Kurniasih.




diambil dari milis Nakita

TESTIMONIAL ANDA


Gejala Lupus
(H.N A, 27 tahun - Jakarta)
Komplikasi (Liver, Diabetes, dll )
(Djulli Waty, 44 tahun - Jakarta Utara)
Kadar Gula Darah Tinggi
(Suyanto, 39 tahun - Jakarta)
Gondok 17 Tahun & Kolesterol
(Oey Tenny, 45 tahun - Jakarta Barat)
Psoriasis
(Dadan Sunandar, 22 tahun - Sumedang)
Glaukoma
(Ernayanti H, 60 tahun - Bandung)
Dermatitis Atopik
(Kelvin David S, 7 tahun - Jakarta)
Mata Minus & Berat Badan Lebih
(Uyus Siti Sofiah, 40 tahun - Bandung)
Hipertiroid
(Anni Inriyani, 30 tahun - Sumedang)
Lebih Langsing & Berotot
(Ade Sulistio, 22 tahun - Bandung)
Kista Pada Leher
(Dede Wiani, 46 tahun - Sumedang)
Turun Berat Badan 11 Kg
(Sri Bulan Lanny, 43 tahun - Jakarta)
Diabetes Melitus & Katarak
(Surita Sutiaty, 79 tahun - Jakarta)
Turun Berat Badan 18 Kg
(Yanti Sifina, 30 tahun - Pekanbaru)
Gagal Ginjal Kronik
(Bambang S, 51 tahun - Surabaya)
Turun Berat Badan 13 Kg
(BQ Maliagustina, 46 tahun - Mataram)
Hipertensi & Gula Darah Tinggi
(C Lanny Masita, 52 tahun - Malang)

Testimony dan kesaksian