Thursday, August 9, 2007

MENGAPA PERLU DETOKS? Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, ADN, ND (Majalah NIRMALA Mei

MENGAPA PERLU DETOKS?

Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, ADN, ND (Majalah NIRMALA Mei
2004)

Anda punya masalah sembelit, demam, flu, kelebihan berat badan, selulit,
kadar kolesterol darah berlebihan, lesu kronis, penyakit/gangguan kulit,
sindrom pramenstruasi, kehilangan gairah seks, penuaan dini, tumor,
penyakit-penyakit degeneratif (hipertensi, stroke, penyakit jantung
koroner, diabetes, kadar usam urat berlebihan, dll.), serta
penyakit-penyakit infeksi yang tak kunjung sembuh? Tahukah Anda bahwa
akar dari masalah-masalah tersebut adalah karena adanya timbunan ampas
tubuh Anda?

TOKSIN bukan hanya ampas dari makanan yang kita makan dan
makanan-makanan yang tidak tercerna, tetapi juga bisa berasal dari zat
makanan aditif, udara tercemar, bahan kimia seperti pestisida, logam
berat dalam air minum, residu obat-obatan farmasi, dll. Bahkan pikiran
dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita. Semua
ampas atau zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai
racun (toksin) atau penyakit.
Ampas atau toksin juga diproduksi secara alamiah oleh tubuh kita
sendiri. Ini merupakan proses metabolisme sehingga tidak dapat kita
hindari. Setiap hari di dalam tubuh terjadi pembelahan sel-sel baru.
Sementara itu sel-sel yang sudah tua akan menjadi aus, mati, dan menjadi
ampas.
Dalam kondisi normal, ampas akan dikeluarkan secara teratur setiap hari
melalui sistem pembuangan tubuh. Buang air besar setiap hari bukan
jaminan bahwa proses pembuangan kita normal. Jika salah satu atau
beberapa masalah tersebut merupakan keluhan Anda, berarti pengeluaran
ampas dari tubuh Anda belum optimal! Penyakit terjadi apabila proses
pembuangan tidak optimal dan toksin mulai merusak jaringan organ-organ
vital.
Dalam sejumlah hasil penelitian disebutkan kondisi racun berlebihan
(toxicity) erat hubungannya dengan penuaan dini, menyebabkan terjadinya
penyakit-penyakit degeneratif (liver, jantung, diabetes, kanker, dll.),
dan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Karena itu, racun harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Caranya, dengan detoksifikasi (detoks).

Apa itu detoks?
Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun atau zat-zat yang
bersifat racun dari dalam tubuh. Puasa merupakan salah satu metode
efektif detoksifikasi. Pembersihan dan detoks meningkatkan proses
alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita. Organ vital yang
menjadi target dalam program pembersihan racun yang efektif adalah susu
besar (pengeluaran) dan liver (detoksifikasi).
Hampir semua penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengan kondisi
keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena
setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan darah
mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan
terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin
yang berada usus juga akan ikut beredar bersama aliran darah sampai ke
sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang
menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan
degeneratif. Begitu juga menurunnya tingkat energi dan penuaan dini.

Mengapa perlu detoks?
Salah satu penyebab terbesar terjadinya tokxemia pada usus adalah
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dimasak secara berlebihan atau
diproses, yaitu makanan-makanan yang tidak memiliki enzim lagi. Juga
kebiasaan lebih banyak makan makanan pembentuk asam, yaitu protein
(hewani), pati, lemak. Terlalu banyak menyantap makanan sumber protein
(hewani), pati, dan lemak mengakibatkan tubuh mengalami asidosis, yakni
kondisi keasaman darah dan jaringan tubuh berlebihan.
Asidosis dapat menimbulkan peradangan pada berbagai jaringan dalam
tubuh, menyebabkan butir-butir darah melekat satu sama lain, atau
terbentuknya jejaring serabut-serabut halus (fibrin) dalam darah.
Jejaring serabut-serabut ini yang memberi kesan seolah-olah darah
menjadi pekat. Serabut-serabut ini mengakibatkan peredaran sel-sel darah
terganggu, sehingga pasokan zat makan dan oksigen ke sel-sel jaringan
tubuh lainnya terhambat.
Tubuh kita dikaruniai enzim-enzim yang diperlukan oleh berbagai fungsi
metabolisme dalam tubuh dalam jumlah terbatas, termasuk proses
pencernaan. Tubuh tidak akan menggunakan enzim-enzim ini apabila makanan
yang kita makan masih memiliki enzim. Terus-menerus menggunakan enzim
tubuh akan menghabiskan energi dan menyebabkan peradangan pada pankreas.
Pankreas adalah organ vital yang memproduksi enzim-enzim pencernaan pada
usus kecil. Gangguan pada pankreas menyebabkan pencernaan tidak lancar
dan tubuh semakin banyak memproduksi ampas.
Usus besar tidak memiliki kemampuan untuk mencerna makanan. Tubuh akan
memadatkan makanan yang tidak tercerna ke sepanjang dinding usus halus.
Secara alami proses ini akan mengundang pengeluaran lendir dari sistem
kekebalan tubuh yang ada pada dinding-dinding usus. Kondisi ini akan
mengakibatkan sembelit (sulit buang air besar) dan penyumbatan pada
saluran usus besar. Setelah beberapa waktu, kotoran ini akan membusuk
dan menghasilkan gas beracun. Gas lebih mudah terserap melalui pori-pori
halus pada dinding usus, mengalir dalam darah dan masuk ke sel-sel tubuh
dan sewaktu-waktu siap menimbulkan penyakit.
Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang dilakukan secara
berkala, perlu bagi tubuh kita. Selain untuk mengurangi ampas-ampas
beracun dari dalam tubuh, tidak ada organisme pembawa penyakit atau
virus yang tahan dalam tubuh yang bersih. Terapi detoks paling tuadan
sudah ratusan tahun dilakukan oleh manusia adalah puasa. Dengan pola
makan yang lebih sederhana dan alami saja, manusia dahulu sudah mengerti
bahwa sekali waktu tubuh perlu detoks. Detoks seharusnya menjadi lebih
penting bagi manusia modern dengan pola makan yang cenderung menimbulkan
ampas lebih banyak dan penyumbatan-penyumbatan pada sistem tubuh.
Toksin mengakibatkan proses penuaan dan kerusakan lebih cepat pada
seluruh sel tubuh. Waktu tidak ada hubungannya dengan penuaan. Penuaan
atau proses degenerasi semata-mata adalah karena toksin dan dehidrasi
yang kita tabung selama bertahun-tahun.

Manfaat detoks bagi tubuh dan kesehatan:
* Meremajakan sel-sel sehingga kulit pun menjadi bersih, sehat,
kencang, dan lembut.
* Menurunkan kelebihan berat badan.
* Meningkatkan energi.
* Peningkatan indera penciuman, perasa, dan pendengaran.
* Pengeruta tumor (jika ada).
* Peradangan pada kelenjar getah bening hilang.
* Melancarkan peredaran darah dan getah bening.
* Memperbaiki daya ingat.
* Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit
kepala, kembung, dsb.
* Memperbaiki kadar gula darah dan tekanan darah.
* Memperbaiki fungsi liver dan ginjal.
* Meningkatkan daya tahan tubuh.

Bagaimana melakukan detoks?
Ada beberapa metode detoks yang sering dilakukan saat ini.
Mulai dari yang alami seperti puasa hingga yang menggunakan suplemen
herba atau obat-obatan tertentu. Program detoks yang baik harus dapat:

* menormalkan pH (kadar keasaman) pencernaan
* meringan beban fungsi enzim di pankreas
* melancarkan kerja empedu dan mencairkan cairan empedu
* mengurangi lemak dan penyumbatan pada liver
* membangun flora usus
* melancarkan pembuangan lendir dan ampas dari dinding usus agar
penyerapan zat makanan menjadi lebih baik
* membuang kotoran yang menyumbat saluran usus (catatan:
penyumbatan pada usus dapat mengakibatkan kanker usus)
* merangsang peristaltik usus agar pembuangan lebih lancar
* membersihkan darah
* membersihkan saluran kencing dan memperbaiki keseimbangan
cairan tubuh
* melancarkan peredaran getah bening
* membuka pori-pri kulit
* mengeluarkan lendir dari paru-paru serta melancarkan pernapasan

Biasanya perlu waktu 6 – 12 bulan untuk mencapai semua itu, dan juga
sangat bergantung pada kondisi keracunan dan kedisiplinan setiap
individu.
Metode detoks yang paling mudah dan aman adalah juice
fasting, yaitu puasa menghindari makanan padat dan pembentuk asam, dan
hanya mengkonsumsi jus buah segar sepanjang hari dalam porsi tertentu.
Puasa ini aman bagi semua orang. Mereka yang menderita kanker stadium
lanjut, diabetes, atau gagal ginjal harus di bawah pengawasan ahli.
Istirahat dan relaksasi sangat penting dalam program detoks.
Jika masih sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas lainnya, sebaiknya tidak
melakukan detoks. Laju metabolisme tubuh selama detoks akan menurun,
begitu pula suhu tubuh, tekanan darah, nadi, dan saluran pernapasan. Ini
merupakan proses alamiah karena tubuh akan melakukan penghematan energi
dan sebagian besar energi akan lebih dikonsentrasikan untuk proses
pembuangan racun.
Proses keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak nyaman
pada tubuh, yang secara medis dikenal sebagai gejala kemunduran
(withdrawal symptoms). Beberapa gejala mirip dengan gejala sakit atau
sakaw pada pemakai narkoba yang sedang menjalani program pembersihan.
Sebaliknya, dalam paham pengobatan alami, gejala ini disebut krisis
penyembuhan (healing crisis). Gejala ini biasanya muncul pada hari ke-3
sejak dimulainya program detoks. Gejala yang terasa biasanya hanya
muncul satu hari saja. Kecuali gejala seperti flu (pengeluaran lendir
melalui saluran pernapasan) biasanya berlangsung lebih lama.
Beberapa hari setelah itu kita mulai merasa tidak kelaparan
lagi, walaupun adakalanya muncul gangguan seperti memikirkan
makanan-makanan tertentu padahal perut sedang tidak lapar.

Krisis penyembuhan
* Gejala demam atau flu
* Diare atau sebaliknya, malah mengalami sembelit (sulit buang
air besar). Jika terjadi sembelit, bisa dibantu dengan enema atau
kolonhidroterapi/”cuci usus”.
* Nyeri otot atau sendi
* Sakit kepala atau migrain (umumnya pada perokok dan peminum
alkohol)
* Mual-mual atau kembung
* Lesu
* Banyak mengeluarkan riak atau lendir
* Gatal-gatal atau berjerawat (jika sebelumnya mempunyai masalah
dengan kulit
* Napas bau dan muncul lapisan tebal pada permukaan lidah (dapat
dikerok dan dibersihkan dengan sendok atau alat khusus pengerok lidah)
* Mudah merasa kedinginan (karena suhu tubuh menurun)
* Gangguan emosional (uring-uringan atau emosional)

Mekanisme detoks
Ada 2 mekanisme yang digunakan liver untuk mengeluarkan
racun. Bagian pertama pada detoks, disebut fase 1, adalah mengubah
toksin menjadi entuk yang larut lemak. Secara alamiah lemak akan segera
mengikat toksin yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, toksin harus
dilepaskan dulu dari jaringan lemak.
Bagian kedua, disebut fase 2, mengubah toksin menjadi bentuk
yang larut air agar toksin dapat dikeluarkan melalui saluran usus dan
urine. Dengan mekanisme ini, tidak akan ada racun yang tersangkut atau
tertinggal pada jaringan, termasuk jaringan otak dan saraf pusat. Toksin
akan keluar perlahan melalui aliran darah. Pada saat inilah biasanya
gejala-gejala yang terasa seperti penyakit, yakni gejala krisis
penyembuhan (healing crises) itu muncul.
Pada setiap fase yang harus dilalui, pelaksanaan detoks ini
sebaiknya dibantu dengan makanan dan herba tertentu untuk menguatkan
sel-sel organ vital dan kelenjar yang berperan pada proses detoks. ***

PRAKTEK DETOKS YANG EFEKTIF
Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, AD, ND, dalam Majalah NIRMALA
JUNI 2004 halaman 60-64.

Program detoks tak bisa dilakukan sembarangan. Di antara sekian jenis
program detoks, detoks dengan jus buah (fruit juice fasting) adalah yang
paling aman dan nyaman. Namun sebelum melakukannya, pahami dulu
aturannya. Apa yang harus dilakukan menjelang detoks? Berapa lama waktu
optimum menjalankan detoks? Reaksi apa yang mungkin timbul selama
detoks?

USUS BESAR yang tidak sehat dan tidak lancar adalah sumber datangnya
berbagai penyakit. Sebagai saluran pembuangan yang menjadi tempat
bertumpuknya ampas-ampas, usus besar adalah organ pertama yang harus
dibersihkan, sebelum tubuh melakukan proses detoks yang akan dilakukan
oleh hati/liver.

Usus besar memang tempat lewatnya ampas dan kotoran, sehingga memang
tidak dapat dikatakan sebagai tempat yang bersih. Yang dimaksudkan harus
bersih dalam hal ini adalah lancar. Aliran dalam saluran pembuangan
harus lancar agar tidak terjadi penyumbatan, yang di kemudian hari dapat
menyebabkan kondisi keracunan dari dalam tubuh (otointoksikasi) dan
gangguan metabolisme.

PUASA: DETOKS YANG EFEKTIF

Ada banyak cara detoks. Sarapan buah di pagi hari, seperti metode Food
Combining, saja sudah dapat menimbulkan efek detoks. Tetapi di antara
semua alternatif detoks yang ada, puasa merupakan metode yang paling tua
dalam sejarah, paling aman, dan paling efektif.

Metode yang paling direkomendasikan para ahli kesehatan alami maupun
klinik-klinik puasa di negara-negara Barat adalah puasa hanya minum air
suling (disebut water fasting) atau puasa hanya dengan minum jus buah
atau jus sayuran saja (juice fasting).

Juice fasting dengan buah-buahan adalah pilihan detoks yang paling aman
dan nyaman. Kandungan gizi yang berlimpah dalam buah segar, termasuk
enzim-enzim dan energinya, dapat menurunkan intensitas pembersihan pada
tingkat yang lebih nyaman.

Puasa dengan hanya minum air prosesnya lebih intensif karena akan
membakar lebih banyak kalori. Bagi pemula, water fasting hanya boleh
dilakukan di klinik khusus yang mempraktekkan terapi puasa dan di bawah
pengawasan spesialis detoks.

PRINSIP-PRINSIP DETOKS

* Tinggalkan alat penimbang berat badan
Detoks bukan program penurunan berat badan. Penurunan berat badan
hanyalah efek sampingan detoks. Fokus detoks adalah kesehatan Anda.
Artinya, metabolisme harus baik atau lancar. Detoks memperbaiki
metabolisme tubuh. Jika tubuh sehat tidak akan ada kelebihan berat
badan. Ingat, kelebihan berat badan bukan semata-mata karena lemak,
tetapi toksin! Berhasil tidaknya detoks mudah terlihat dari penampilan
dan tekstur kulit yang menjadi tampak muda dan segar, juga ukuran
lingkar tubuh yang mengecil tanpa kesan kurus kering.
* Tinggalkan hitungan kalori
Program detoks ini tidak perlu membuang Anda pusing dengan urusan
hitunga-hitungan kalori, karena Anda hanya akan mengkonsumsi jus buah.
Buah adalah makanan rendah kalori tetapi kaya energi. Dalam ilmu
kesehatan modern, kalori juga dipahami sebagai energi. Tetapi dari paham
kesehatan alami, energi adalah tenaga atau power atau aura yang terdapat
pada makanan. Seperti aura pada manusia, aura pada tumbuh-tumbuhan juga
dapat dilihat dari kamera khusus. Sebaliknya, kalori lebih tepat
didefinisikan sebagai panas atau energi yang dibutuhkan untuk
pembakaran. Buah disebut makanan rendah kalori karena hampir tidak
memerlukan energi tubuh untuk pembakarannya, sehingga tubuh bisa lebih
banyak menghemat energi. Energi ini yang sebenarnya berperan dalam
proses penyembuhan dan peremajaan pada sel-sel tubuh.

PERSIAPAN SEBELUM DETOKS

* Selama proses detoks berlangsung, sebagian besar energi akan
difokuskan tubuh ke proses pembuangan. Karena itu, tidak ada gunanya
melakukan detoks jika masih disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang
menyita tenaga dan pikiran. Melakukan detoks dalam kondisi demikian
tidak akan membuat tubuh jadi sehat, tetapi justru sebaliknya. Cari
waktu yang baik untuk menjalankan detoks.
* Waktu menjalani detoks adalah 7-40 hari berturut-turut,
bergantung pada kondisi setiap orang. Bagi yang tidak biasa berpuasa,
sebaiknya latihan dulu melakukan detoks beberapa kali selama 3 hari
berturut-turut. Harap diingat bahwa detoks 3 hari itu hanya latihan.
Karena proses pengeluaran toksin sendiri baru mulai pada hari ke-3. Dan
bagi yang berminat menjalankan detoks lebih dari 7 hari sebaiknya
melakukan konsultasi kesehatan lebih dulu dengan dokter atau ahli gizi
yang menguasai terapi detoks.
* Agar tubuh lebih mudah beradaptasi dengan terapi detoks, 1-2
minggu sebelum melakukan program detoks sebaiknya Anda mulai:
o Mengurangi makanan berlemak tinggi, seperti makanan gorengan,
makanan bersantan, protein hewani (termasuk susu ternak), dan
karbohidrat olahan terutama yang mengandung terigu dan gula pasir
(termasuk minuman soda).
o Membatasi garam
o Menghindari alkohol, kafein, dan obat-obatan yang tak perlu
o Menghindari semua jenis makanan olahan industri (kalengan,
instan, dll)
Pola makan pra-detoks ini juga bermanfaat menurunkan reaksi detoks
yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Mencoba ‘mencuri’ kesempatan
mengkonsumsi makanan/minuman yang harus dihindari, dapat menghambat
proses detoks yang sedang berjalan selama beberapa jam.

JENIS MAKANAN

Program detoks ini hanya memperkenalkan 5 jenis buah-buahan yang harus
dikonsumsi dalam bentuk jus. Mengapa harus jus? Karena dalam bentuk jus,
kandungan zat-zat gizi pada buah lebih mudah dicerna dan diserap tubuh.
Karena tidak banyak serat yang masuk, pada beberapa orang cara detoks
seperti ini juga dapat menimbulkan sembelit (sulit buang air besar/BAB).
Untuk mengatasinya, dapat dilakukan enema (merangsang gerakan
peristaltis usus dengan memasukkan cairan melalui anus) atau kolon
hidroterapi di klinik khusus. Tetatpi jika Anda banyak minum air putih
di antara waktu minum jus buah, risiko sembelit sangat kecil.

Jenis buah yang dibolehkan dalam program detoks ini hanya pepaya, apel,
mangga, semangka, nanas, dan jeruk nipis/lemon. Pilih buah yang segar
dan sudah matang. Tidak perlu buah impor, karena semakin dekat tempat
tumbuh buah dengan tempat kita, kualitas gizinya semakin baik untuk
tubuh kita. Sedapat mungkinpilih buah-buahan organik (tidak tercemar
pestisida dan zat-zat kimia lainnya).

Jenis buah yang dikonsumsi dalam satu hari harus sama. Misalnya hari
pertama hanya jus pepaya saja sepanjang hari, lalu hari berikutnya hanya
jus semangka saja, dan seterusnya. Cara mengkonsumsi buah seperti ini
hanya untuk memudahkan pengaturan pH dalam tubuh. (Tambahan dari Wied
Harry: Untuk jeruk nipis/lemon, peras airnya lalu campurkan ke dalam air
masak.)


REAKSI TUBUH SELAMA DETOKS

Selain reaksi-reaksi seperti penyakit, selama detoks tubuh akan
memberikan reaksi-reaksi lain yang sering mengejutkan bagi pemula.
Bentuk reaksi dan kapan munculnya reaksi-reaksi tersebut tidak sama pada
setiap orang.

Reaksi-reaksi tersebut antara lain:
* Warna urine lebih keruh dan berbau tajam. Bagi mereka yang
sepanjang hidupnya banyak mengkonsumsi obat-obatan farmasi, bau obat
akan ikut keluar bersama urine dan kotoran (feses).
* Sering buang angin dengan bau sangat menusuk.
* Muncul keinginan kuat pada makanan, padahal setelah hari ke-3
sebenarnya tubuh sudah tidak merasakan lapar lagi.
* Keluar banyak kotoran disertai lendir (mukus) yang cukup pekat.
Pada program detoks yang lebih panjang, tubuh akan mengeluarkan kotoran
dari lapisan sel yang paling dalam. Bentuk kotoran yang keluar biasanya
lebih pekat dan berwarna mulai dari kehijauan hingga kehitaman seperti
ter/aspal cair. Program detoks baru dapat dikatakan sempurna jika bentuk
kotoran yang keluar sudah normal dan tidak ada lagi kotoran yang
bentuknya seperti ter tersebut.

CATATAN PENTING

* Cara mengkonsumsi minuman/makanan apa pun tidak boleh
terburu-buru. Meskipun bentuknya cair, air dan jus buah tetap harus
diteguk pelan-pelan dan sedikit-sedikit saja. Jadi, tidak ditenggak
cepat-cepat, apalagi sekaligus. Minum atau makan terburu-buru dapat
menyebabkan beberapa proses yang harus dilakukan tubuh terhadap makanan,
terlewati. Makanan yang tidak terproses dengan baik akan mengalami
pembusukan sebelum waktunya. Padahal pembusukan makanan hanya boleh
terjadi dalam usus besar menjelang anus. Pembusukan dini biasanya sudah
terjadi di usus duabelas jari.
* Jus buah yang diminum setiap kali harus baru. Jadi, tidak boleh
membuat dan menyimpan jus untuk satu hari sekaligus, misalnya.
* Jangan menunda minum jus setelah jus dibuat. Kualitas gizi dan
energi pada jus buah akan berkurang setelah 20 menit, apalagi jika
dibiarkan terbuka dan terkena udara.

TIPs
* Sebaiknya tetap berolahraga teratur. Cukup olahraga ringan saja
seperti jalan kaki, lompat tali atau lompat-lompat kecil di atas
trampolin, yoga, taichi, atau chikung. Olahraga berguna melancarkan
sirkulasi darah dan getah bening, dan secara tidak langsung juga
melancarkan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh.
* Boleh melakukan perawatan tubuh seperti pijat aromaterapi dan
luluran (body scrub atau penggelontoran kotoran dari permukaan kulit).


No comments:

TESTIMONIAL ANDA


Gejala Lupus
(H.N A, 27 tahun - Jakarta)
Komplikasi (Liver, Diabetes, dll )
(Djulli Waty, 44 tahun - Jakarta Utara)
Kadar Gula Darah Tinggi
(Suyanto, 39 tahun - Jakarta)
Gondok 17 Tahun & Kolesterol
(Oey Tenny, 45 tahun - Jakarta Barat)
Psoriasis
(Dadan Sunandar, 22 tahun - Sumedang)
Glaukoma
(Ernayanti H, 60 tahun - Bandung)
Dermatitis Atopik
(Kelvin David S, 7 tahun - Jakarta)
Mata Minus & Berat Badan Lebih
(Uyus Siti Sofiah, 40 tahun - Bandung)
Hipertiroid
(Anni Inriyani, 30 tahun - Sumedang)
Lebih Langsing & Berotot
(Ade Sulistio, 22 tahun - Bandung)
Kista Pada Leher
(Dede Wiani, 46 tahun - Sumedang)
Turun Berat Badan 11 Kg
(Sri Bulan Lanny, 43 tahun - Jakarta)
Diabetes Melitus & Katarak
(Surita Sutiaty, 79 tahun - Jakarta)
Turun Berat Badan 18 Kg
(Yanti Sifina, 30 tahun - Pekanbaru)
Gagal Ginjal Kronik
(Bambang S, 51 tahun - Surabaya)
Turun Berat Badan 13 Kg
(BQ Maliagustina, 46 tahun - Mataram)
Hipertensi & Gula Darah Tinggi
(C Lanny Masita, 52 tahun - Malang)

Testimony dan kesaksian